Kini
penanaman pohon marak terjadi di mana-mana. Tak hanya oleh kalangan Pencinta
Alam (PA) atau pemerhati lingkungan saja. Sekarang semua kalangan mulai dari
pelajar, pekerja kantoran, pemerintah atau yang lainnya mulai gemar menanam
pohon. Penanaman ini tidak salah malah
baik adanya jika melihat makin banyak manusia yang sadar dengan keadaan bumi
yang tak sedang baik saja.
Penanaman
juga mulai diadakan di berbagai tempat, kalau dari kalangan PA dan pemerhati
lingkungan kebiasaan menanam pohon diadakan di tempat yang memang gundul atau
lahan kritis yang memang membutuhkan pohon. Sedangkan di kalangan lainnya
kebanyakan melakukan penanaman di sekkitar area lingkungannya baik sekolah
ataupun kantor.
Namun,
kali ini saya memandang dari sudut yang berbeda. Penanaman pohon hanya
dilakukan saat pergelaran suatu acara saja. Hal ini memang wajar, seperti yang
diungkapkan oleh Dekan Fakultas Kehutanan, Prof Dr Ir Muh Restu, MP “Menanam
pohon memang harus ada ceremony nya
kan?” ujarnya saat saya wawancarai lewat telepon, Kamis (6/11). Tapi, begitu
tegakah kalian menyianyiakan bibit pohon hanya untuk diberi label “Peduli akan Alam” ?
Tak
lama, pengelihatan saya tertuju pada banyaknya pohon yang mati sia-sia di atas
tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Tugas kita itu bukan hanya menanam
lalu pergi. Kita semestinya merawatnya juga. Jangan hanya ikut-ikutan
memasukkan agenda penanaman pohon dalam setiap acara seremoni, lalu sudah
setelah acara berakhir dan selamat tinggal pohon. Lalu, ketika menanam, kita
hanya berfoto kemudian dimasukkan ke dalam social
media agar dipuji bahwa memang peduli lingkungan, dsb. Tak perlu banyak
kegiatan Go Green lah, Satu orang tanam satu pohon lah, penanaman 1000 pohon
lah dsb jika tak mau merawatnya
Berdasarkan
hasil pengamatan saya, di kampus tercinta kita saja Universitas Hasanuddin yang
meski sudah banyak pohon menghiasi kampus saja masih tak paham tentang
penanaman. Di sini masih saja diadakan penanaman yang kesannya
‘ikut-ikutan’ataupun ‘ingin dipuji’. Saya yakin birokrat paham bahwa sekarang
bukan musim tanam karena tak ada hujan. Jelas paham, terlebih salah seorang
yang berpartisipasi ialah ahli tanam pohon di disiplin ilmu kami. Nah lalu
mengapa marak diadakan penanaman pohon saat ada kegiatan dies natalis entah
universitas ataupun fakultas ? Hanya karena momen seremoninya dapat ?
Lah, ketika ditanya
mengapa pohon semuanya mati. Malah menyalahkan iklim, malah salahkan air. Hal
ini saya dengar dari ungkapan Kepala Sub Bagian Perlengkapan Universitas
Hasanuddin, Morex Rohim. “Sekarang kan bukan musim hujan dek, wajar saja
pohonnya mati. Kan tidak ada air,” ujarnya saat diwawancarai di ruangannya,
Kamis (6/11).
Lantas, mengapa tak
saat musim hujan saja kau menanam wahai birokrat ? Kau pajang besar namamu di samping
pohon dan bangga telah menanam ? Padahal tanamanmu mati. Tak sadarkah kau
banyak bibit kau buang hanya untuk pajang namamu? Apa ini agar kau dipuji semua
orang yang membaca namamu?
Sungguh, jangan bawa
pohonku dalam kepentingan nama besar, jabatan dan keegoisanmu manusia !!!