Meine

My life, My adventure, My story..

Pages

Ekspedisi, Perjuangan Akhir Menjadi Anggota P.A.L Unhas

Ini tulisan yang tersimpan di draft sejak 2014. 
Wah, luar biasa baru membaginya saat 2020. 

Cerita ini mengenai bagaimana saya bersama dua saudara seperjuangan menyelesaikan tahapan pengaderan di organisasi pencinta alam Fakultas Kehutanan Unhas, Pandu Alam Lingkungan (P.A.L) 


Saat itu, di tahun 2014 sebagai anggota muda P.A.L Unhas, saya, Asdar dan Riska harus melaksanakan sebuah kegiatan ekspedisi sebagai syarat menjadi anggota penuh organisasi. 

Ekspedisi mirip dengan riset sederhana. Kami merancang sebuah penelitian, lalu mengambil data di lapangan dan harus dipresentasikan hasilnya di hadapan para anggota P.A.L, dosen  juga organisasi pencinta alam lainnya. Woowwwwww....

Di tahun pertama kuliah, saya bersama dua orang kawan ini kebingungan. Harus meneliti apa yah? Di tengah kemampuan survei, metode pengambilan data dan cara mengolah data yang masih sangat minim. Belum lagi pengetahuan tentang mengurus administrasi sebelum kegiatan yang carut marut. 

Membuat kegiatan ekspedisi ternyata tak semudah yang dibayangkan. Dengan latar belakang pengalaman berorganisasi saat SMA, juga sharing ilmu dengan berbagai senior dan dosen akhirnya kami memutuskan mengambil data di Gua. 


Melakukan ekspedisi gua dengan personil yang hanya tiga orang. Sungguh ironis. Banyak yang meremehkan. Tapi, di sisi lain juga merasa kasihan dan ikut menolong. Sekedar informasi, di tahun sebelumnya senior saya Gladimula 19 melaksanakan ekspedisi yang sama dengan jumlah anggota tujuh orang. 

Saya, Asdar, Riska (Dari kiri ke kanan)
Jujur saja, kuantitas yang berbanding jauh ini kadang membuat kami bergantian patah semangat. Syukurnya, tekad belajar yang besar selalu mampu membangkitkan harapan. 

Saat itu, kami akan melakukan Ekspedisi Gua di Kabupaten Pangkep yang merupakan salah satu kawasan karst terbesar di dunia setelah Cina. Data yang diambil sangat sederhana, hanya pemetaan dan idenfikasi ornamen juga fauna gua. 


Kami mulai merancang kegiatan bersama dua orang senior. Ada kak Kia dan kak Wahyu, keduanya Gladimula 17. Mereka saling berbagi tugas. Kak Wahyu sebagai pengarah untuk kegiatan teknis (technical advisor) dan Kak Kia untuk kegiatan yang berhubungan dengan data atau sains (science advisor). 


Ekspedisi ini dimulai pada bulan Juli 2014. Molor satu bulan dari perencanaan awal karena kemampuan manajemen waktu kami yang masih buruk. Dimulai dengan Presentasi Awal. Kami mempresentasikan rencana kegiatan ekspedisi di hadapan berbagai kalangan. Ada senior, dosen, beberapa ahli gua juga organisasi pencinta alam lainnya. 



Suasana Presentasi Awal Ekspedisi Troglophile, 
Kami menamakan ekspedisi ini Troglophile, yang merupakan salah satu kelompok fauna yang hidup di dalam gua namun juga terdapat di luar gua. Dengan harapan agar kami sebagai anggota baru Gladimula 20 bisa membawa sesuatu yang baik dari luar untuk  P.A.L dan juga mengaplikasikan ajaran yang baik dari organisasi sebagai bekal hidup di luar sana. 

Dalam presentasi awal ini, kami memaparkan rencana untuk mengambil data di Gua Marakallang yang terletak di Desa Tompobullu, Kecamatan Ballocci, Kabupaten Pangkep. Sebuah gua yang menjadi sarang kelelawar dan jarang dimasuki orang, kecuali beberapa warga setempat yang ingin mengambil kotoran kelelawar  juga ikan serta beberapa fauna gua lainnya. 


Berbekal saran-saran yang diberikan saat presentasi awal, akhirnya kami berangkat mengambil data di Gua Marakallang pada bulan September. Selain melalui proses presentasi awal, sebelumnya kami telah melakukan latihan fisik, materi dan simulasi ekspedisi.

Latihan fisik sebelum kegiatan ekspedisi
Data ekspedisi diambil selama 5 hari penuh di lapangan. Mulai dari tanggal 2 September 2014. Dengan menggunakan Mobil Pick Up, kami, kak Wahyu juga kak Kia berangkat dari Kampus Unhas, Makassar diantar oleh kak Takke bersama kak Leny dan kak Riska menuju ke Kabupaten Pangkep. 
Foto bersama sebelum berangkat ekspedisi bersama para warga P.A.L
Perjalanan menuju Gua Marakallang ternyata tidak mudah. Kondisi jalan yang tidak bagus membuat mobil tidak bisa mengantar hingga ke mulut gua. Tim ekspedisi pun menginap di rumah salah seorang warga dan para pengantar kembali ke Makasar. 

Keesokan harinya, tim harus berjalanan selama kurang lebih 2 jam untuk mencapai mulut Gua Marakallang. Setelahnya membangun camp dan mengatur peralatan. Memisahkan alat yang digunakan selama di camp, dapur, pengambilan data juga saat harus mengolah data. Seharian dihabiskan untuk beres-beres dan menyusun rencana pengambilan data besok. 
Kondisi jalur menuju Gua Marakallang
Kondisi jalur menuju Gua Marakallang
Selama pengambilan data, Asdar selaku Komando Lapangan membagi tugas agar tim kami dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Saya dan Asdar sebagai orang yang memetakan gua,  sedangkan Riska bertugas mengidentifikasi ornamen dan fauna gua serta mengambil dokumentasi selama pengambilan data. Selain menjadi pemimpin tim, tugas Asdar juga bertambah untuk menggambar sketsa gua.

Pengambilan data selalu dimulai pagi hari setelah sarapan, bersih-bersih dan juga olahraga singkat. Lalu diakhiri di siang ataupun sore hari. Kami masuk gua membawa beberapa cemilan juga air sehingga tidak perlu khawatir perut akan merasa lapar. 

Jalur di dalam Gua Marakallang
Gua Marakallang memiliki bentuk yang sangat unik. Mulut guanya yang sangat kecil dan jalur di dalam gua yang kombinasi, ada horizontal juga vertikal. Gua ini memiliki aula (chamber) yang sangat luas sekali dan menjadi sarang kelelawar. Tak hanya itu juga ada sungai di dalam gua, sehingga untuk menyusurinya kami menggunakan pelampung sebagai pengaman juga masker sebagai bahan perlindungan dari betapa menyegatnya bau kotoran kelelawar (guano). 
Tampak di mulut Gua Marakkallang, kelelawar keluar di sore hari
Setiap selesai mengambil data, kami melakukan briefing di malam harinya. Pada saat itulah dua pendamping kami, kak Kia dan kak Wahyu menemai mengolah data sambil menanyakan perkembangan ataupun kesulitan yang kami alami selama berada di dalam gua. Setelah sesi ini berakhir, istirahat pun tiba ditemani doa yang terpanjatkan ke sang kuasa agar kami selalu sehat hingga akhir pengambilan data. 
Suasana briefing di malam hari
Lima hari berturut-turut mengambil data, waktunya kami pulang dan bersiap mempresentasikan hasil riset kami di lapangan. Selama ekspedisi, kami menemukan beberapa fauna gua juga ornamennya. Jika ada yang butuh diskusi lebih lanjut, soal data ini boleh menghubungi saya. 
Cari jaringan sambil menunggu jemputan
Kami bersiap membereskan kemah, lalu berjalan dan menunggu  dijemput dengan Mobil pick up. Kembali ke Basecamp Pandu Alam Lingkungan Unhas disambut dengan gembira oleh para senior. Akhirnya tim ekspedisi selamat juga hidup di gua cuma berlima tanpa jaringan dan listrik. Sangat seru sekali! 


Suasana upacara penutupan kegiatan Ekspedisi Troglophile
Proses ekspedisi kami pun sampai di presentasi akhir. Pemaparan data yang telah didapatkan di lapangan kepada berbagai undangan. Begitu banyak lika-liku, tawa tangis dan berbagai hal selama proses membuat kegiatan ekspedisi ini. Sekarang saya menyadari semua itu adalah proses belajar yang baik selama kuliah. 

Data Ekspedisi Troglophile ini saya kembangkan menjadi skripsi. Saya meneliti khusus kelelawar yang ada di Gua Marakallang. Perasaan saya akan sangat senang jika ada yang ingin berbagai mengenai penelitian di gua. 


Terima kasih Pandu Alam Lingkungan. 

Telah menjadi rumah. 
Tempat salah dan belajar menjadi lebih baik.
Terima kasih Gladimula 20.

Telah menjadi saudara yang mengajarkan indahnya perjuangan. 
Tempat menjadi diri sendiri. 


Jaya di Hutan, Jaya di Gunung, Jaya Akademika



Penuh cinta, 
Fransiska Sabu Wolor






 

1 comments:

Post a Comment