Meine

My life, My adventure, My story..

Pages

Jejak Pertama, 2830 mdpl

Mendaki gunung merupakan salah satu impianku yang terajut sejak kecil. Namun riak-riaknya muncul ketika duduk di bangku SMA saat kegiatan ini menjadi tren di kalangan teman-teman saat itu. Kala itu masih terngiang di kepala, seusai Ujian Nasional (UN), saya dan beberapa teman yang lebih dulu mempunyai status pencinta alam berniat untuk melakukan pendakian bersama di Lembah Ramma'. Sedihnya rencana besar ini dulu tak sempat terajut karena ada kecelakan kecil. Di saat ingin latihan fisik lewat jogging kecelakan malah menimpaku dan seorang teman. Alhasil, kakiku jadi cedera tergores luka dan tak memungkinkan ikut mendaki karena berjalan pun susah. Hanya menangis sejadinya yang bisa ku lakukan ketika itu. Tapi, teman-teman ku tetap berangkat ke sana ketika hari ditentukan itu.. Hmmm, sakitnya itu bukan cuma di kaki, di hati juga coy hiksssssssss ;(
Hingga, impian itu masih terbungkus rapi sampai saya mengenal bangku kuliah, kehutanan, Pandu Alam Lingkungan (P.A.L) dan Gladimula 20. 


Pandu Alam Lingkungan, organisasi yang bergelut di bidang kepencitaalaman dan kepetualangan dalam Fakultas Kehutanan Unhas. Yah, ini menjadi salah satu organisasiku. Bergabung bersama dua orang saudaraku Asdar dan Riska dalam Gladimula 20 (nama angkatan kami di P.A.L). Di sini, impian mendaki gunung itu terwujud. Namun, sekarang berubah filosofi. Saya merefleksi kembali bahwa diriku di masa SMA itu hanya ingin menjadi seorang pendaki gunung saja, namun sekarang saya adalah seorang pencinta alam. Bedanya ialah, pencinta alam itu berpikir bahwa ia mendaki itu untuk mendekatkan diri kepada pencipta-Nya melalui alam ciptaan-Nya. Pandangan ini berbeda dengan pendaki gunung saja, sang pendaki itu beranggapan bahwa puncak adalah tujuan utama. Namun, bagiku seorang pencinta alam ini bukan masalah sampai di puncak atau tak tapi ini persoalan bagaimana kita kembali dengan selamat dari pendakian lalu berkumpul bersama orang-orang yang dicintai. Ketika berkumpul inilah momennya, menceritakan betapa dahsyat ciptaan Tuhan yang harus kita jaga bersama.  

Status pencinta alam itu membawaku meninggalkan jejak pertama di Gunung Bawakaraeng. Gunung yang terletak di Kecamatan Tinggimoncong ini ku daki bersama kedua saudaraku Gladimula 20, 21 warga P.A.L, dan 11 orang teman simpatisan. Di sini, kami belajar bersama harus ada pengorbanan capek jatuh bangun selama mendaki, namun di balik itu Tuhan menyediakan alam yang indah dengan sejuta ilmu di dalamnya. 
Di sini, di tempat pendakian ini watak seseorang sesungguhnya dapat di lihat, yang mana pantang menyerah, suka mengeluh, cengeng, pemarah dsb semua ada. Namun, ini tak menjadi kekurangan. Kami bersama terus melangkah hingga sampai di puncak nan indah itu. 2830 meter di atas permukaan laut ini, sungguh luar biasa. Alam yang begitu indah, dengan samudera di atas awannya yang khas beda dengan gunung lainnya. 
Terima kasih Tuhan telah sediakan alam yang indah untuk kami kelola.. :) 
Aku bangga jadi pencinta alam...
Salam, 2830 mdpl ! 
Awan-awan keren itu.... :)














 Gladimula 20 in 2830 mdpl.... Puncak guysssssss \m/
Here we are!!!
 Peserta Pendakian Bersama 
Gladi Lanjutan Gladimula 20


Ngeksis coy....... 

#Saya #bendera #P.A.L #triagulasi #2830mdpl #puncak 
Big thanks Jesus Christ♥
Di manakah jejak selanjutnya ?
Di manapun itu, tetaplah jaga alam ciptaan Tuhan :)

0 comments:

Post a Comment