Meine

My life, My adventure, My story..

Pages

Menemukanmu dalam Gelap [Part 7]

HARI BERSAMA KLOTER ENAM
(Kloter enam : Baso, kak Wiki dan Ila)

Sabtu, 11 November 2017

            Di pagi hari, rutinitas sarapan kembali berulang. Pengambilan data di dalam gua berjalan dengan lancar. Kami makan siang sambil menunggu kedatangan kloter keenam. Menunggu yang begitu lama, membuat kak Julian sama Ica mengobrak-abrik dapur mencari makanan yang bisa diracik. Ternyata masih ada puding rasa strawberry yang tersisa. Ica segera membuatnya dan kami menunggu dingin untuk disantap sambil menonton FTV.

            Saya menunggu hingga ngantuk dan masuk tidur dalam tenda. Ica tertidur di depan kompor dan kak Julian di luar tenda. Tak lama, kak Julian membangunkan saya untuk makan puding yang sudah dingin. Selesai mencicipi puding, kloter enam tak kunjung. Saya kembali tidur. Hahaha, benar-benar malas.

            Lagi-lagi, kak Julian membangunkan saya dengan menendang tendaku. Saya merasa  terganggu, beberapa kali saya kaget. Namun memilih tidur lagi hingga dia teriak. “Wee.. Frans, ada temanmu. Bangun ko. Datang mi temanmu,” ujarnya berulang kali.

            Saya bangun dan melihat sudah ada kak Wiki, Ila dan Baso yang berdiri di depan camp. Ahhh, waktunya berpisah dengan kak Julian dan Ica. Sedihnyaa…. Masih kangen nonton FTV bersama, masuk gua bersama dan bernostalgia masa KKN bersama. Saya akan merindukan kaliaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan. Hiks.

WELCOME kloter enam………….           

            Hari ini kloter keenam kembali membawa makanan dari rumah saya. Nikmat sekali rasanya. Malam hari dilalui bersama masakan dari mama saya dan berbagi cerita. Kak Wiki menyuruh saya bercerita tentang kisah dan kesan selama penelitian. Oh iya, ini kloter terakhir selama dua minggu di lapangan dan artinya kita akan segera menangkap kelelawar untuk proses identifikasi lalu pulangggggggggggggg. Yeaaaah yeyeyyelallalayeyyeellalala.

            Saya memang sengaja membagi tugas dalam dua minggu ini agar pengambilan data lebih efektif. Pertama-tama yang dikerjakan ialah membuat stasiun pengamatan di dalam gua untuk mengambil data suhu dan kelembaban. Selain itu, pengamatan populasi kelelawar dengan cara mengambil potret kelelawar di sarangnya juga menghitung jumlah kelelawar yang ada. Di hari terakhir akan ditangkap kelelawar untuk diukur, dipotret dan diawetkan sebagai pendukung proses identifikasi jenis kelelawar.

            Asik bercerita, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya menguyur camp. Tenda kami kebocoran. Kak Wiki dan Baso pun segera lompat dan memperbaiki flysheet tenda dan menadah air hujan di sudut-sudut tenda. Air hujan yang ditadah ini akan diminum nantinya. Soalnya ketika hujan turun, air menjadi keruh.  

            Mengalami kejadian kebocoran tenda bersama kloter keenam membuat kak Wiki mengejek teman-teman penelitian saya yang tidak kreatif sehingga ketika hujan tenda bisa tergenang air. Namun, ia memuji karena parit yang dibuat mengelilingi tenda. Mendengar hal ini, saya membela setiap teman penelitian saya yang memiliki kemurahan hati yang melimpah itu.

            Setelah tenda aman dari serangan hujan dan angin kencang, kami melanjutkan cerita sambil menyusun rencana agar bisa menangkap kelelawar di pagi hari. Saat itu, kami terlambat memasang jaring di depan gua sehingga ular lebih dulu muncul di sana dan trap pun gagal dipasang.

            Seperti biasanya kehadiran saudara-saudari P.A.L membuat kami saling sharing alias gosip mengenai berbagai orang. Tak jarang, kami yang ada di tenda pun mendapat jatah untuk dibahas. Sekitar pukul 23.00 Wita, saya dan Baso kembali mengecek kondisi mulut gua. Kami berharap ular sudah tidak ada di sana dan bisa memasang trap. Ternyata, apa yang diharapkan tak sesuai dengan kenyataan. Kami semua sudah mengantuk tapi perasaan tidak tenang jika jaring belum terpasang. Akhirnya, diputuskan untuk bermain Ludo sambil menunggu ular pindah dari tempat mencari makannya.  

            Tepat pukul 01.00 Wita, ular belum pergi dan akhirnya kami tidur dan memutuskan untuk memasang trap subuh hari pukul 05.00 Wita. Namun, saya menyetel alarm pukul 04.00 Wita agar memasang jaring lebih cepat.

            Saya bangun pukul 04.00 Wita tepat ketika alarm berbunyi dan keluar tenda. Namun, kondisi sangat gelap sekali. Baso dan kak Wiki tidur begitu lelap di tendanya, sehingga saya kembali tidur juga dan menunda membangunnya hingga sejam kemudian. Saya akhirnya menggoyang-goyangkan tenda Baso supaya ia bangun dan membantu memasang jaring. Jaring terpasang, semuanya kembali tidur hanya saya yang sadar di dalam tenda. Sekitar pukul 06.30 Wita, suara kelelawar sudah terdengar. Saya keluar dari tenda dan melihat sangat banyak kelelawar yang berterbang di sekitar camp karena mulut gua ditutup oleh jaring.

            Saya pun meloncat keluar tenda dan memanggil Baso dan kak Wiki untuk membantu mengambil jaring kelelawar dan melakukan proses pembiusan dan pengukuran kelelawar. Ila juga bangun membantu kami. Awalnya saya mengambil 9 sampel kelelawar untuk dibius. Dengan tergesa-gesa dan gegabah saya membius 9 ekor kelelawar ini lalu mengukurnya. Selesai diukur, saya melihat ternyata semuanya berasal dari famili yang sama. Saya mengawetkan 2 ekor saja untuk diidentifikasi di laboratorium.

            Selesai pengambilan data kelelawar, kami pun bergegas sarapan. Setelahnya, saya masuk gua bersama Ila untuk mengambil data suhu yang telah terekam di ibutton selama penelitian dari hari pertama. Kami akan masuk berdua karena Baso dan kak Wiki sudah bosan masuk ke gua. Hahaha.

            Setelahnya waktunya packing untuk kembali ke Makassar. Ahh, akhirnya yah kembali ke pelukan orang-orang tersayang nan jauh di sana. Packingan kami kali ini sangat berat. Bayangkan saja, ketika datang saya bersama 5 orang lainnya membawa barang dan saat pulang hanya bersama 3 orang saja. Aduh, mari kita kuat-kuatkan pundak ini, kawan. Semangatsssss….

            Akhirnya, kami pulang dengan berat beban yang tidak wajar. Baso dengan carrier bersama drybag. Ila daypacknya dan menenteng beberapa alat. Saya bersama daypack Baso dan menenteng trashbag sampah. Kak Wiki bersama carrier dan daypacknya. Selama berjalan kami saling menguatkan satu sama lain bahwa ini hari terakhir jadi harus kuat pulang sampai Makassar. Hahaha.

            Di perjalanan, ternyata ban motor Baso kempes dan kami kesusahan mencari bengkel untuk menambah angin. Nampaknya beban memang teramat berat sehingga motor pun lelah. Kak Wiki dan Ila rupanya mengalami masalah yang sama dengan kami.

            Oh iya, sebelum pulang kami singgah berpamitan di rumah pak  RT 1 Manyampa, tempat teman-teman penelitian saya selalu menyimpan motor sebelum tracking menuju lokasi camp. Pak RT lagi-lagi menjamu kami dengan jagung bakar. Ahh, sedapnya…. Sembari Baso dan Ila membakar jagung, saya dan kak Wiki pergi mencari warung penjual air dingin dulu. Kami kelelahan dan haus ingin minum air mineral yang paling dingin sedunia..

            Selesai menyantap jagung, kami bergegas pulang dan saya masih menintipkan beberapa peralatan pengambilan data kelelawar di rumah pak RT karena akhir pekan depan saya masih akan kembali lagi. Masih ada 2 jenis kelelawar yang belum tertangkap di jaring saya. Kami berpamitan dengan keluarga pak RT dan selamat tinggal Mara Kallang, sampai jumpa nanti…


Back to Makassar yeaaaah….

            Perjalanan ke Makassar berjalan lancar. Seperti biasanya, Baso beberapa kali diingatkan oleh kak Wiki dan Ila untuk mengajak saya cerita di motor karena jika tercipta suasana hening, saat itulah zona nyaman untuk tidur pun muncul. Tidur di atas motor, itu keahlian saya. Hahaha. Tapi tolong jangan ditiru apalagi saat membawa beban berat dan perjalanan jauh.

            Akhirnya perjalanan pun diwarnai dengan curhat colongan dari Baso mengenai kisah cintanya. Ahahahhaha. Bagus yah pemilihan tema ceritanya bro, saya akhirnya tak tidur hingga sampai di tujuan, Basecamp P.A.L.

            Tidak tidur di motor kali ini, menjadi sebuah prestasi. Tapi, ada saja hal-hal aneh yang terjadi. Tiba-tiba saja entah mengapa hal ini terjadi, cover carrier saya malah terlepas dan tak tau jatuh di sudut jalan sebelah mana. Sialnya, ini bukan carrier dari teman-teman di P.A.L melainkan miliknya temannya teman saya di P.A.L. Ribet kan alur carrier ini? Hmm.

            Saya pun galau sangat dan menanyakan hal ini pada Baso, namun ia menyuruh saya untuk tidak panik. Kembali mencari cover carrier juga ialah pilihan yang rempong, soalnya kami tidak tau cover itu jatuh di bagian mana. Perjalanan dilanjutkan dengan perasaan yang tidak enak.

            Tak lama setelah itu, motor kak Wiki melaju mendahului motor Baso. Saat itu juga, saya melihat Ila memangku sebuah cover berwarna oranye. Hati saya sangat legah. Ahhh… terima kasih Tuhan.

            Sesampainya di basecamp P.A.L, Ila dan kak Wiki langsung terbaring karena sangat capek. Baso pun langsung balik ke rumahnya di Sudiang. Saya juga bergegas untuk membereskan barang-barang, memisahkan barang yang akan dicuci dan barang yang masih dapat digunakan untuk ke lapangan selanjutnya. Setelah semua barang tersimpan dengan baik, waktunya pulang ke rumah. Eitss, tapi ini hari Minggu. Saya ingin pergi ke gereja.

            Segera saya hubungi kak Julian untuk menjemput adiknya yang sangat lelah dari lapangan ini dan mengantarnya pergi ke gereja.

Cerita lain!

            Kembali ke lapangan kali ini belum berarti tugas saya sudah selesai. Masih ada  2 jenis kelelawar yang bersarang di Gua Mara Kallang yang belum saya tangkap. Selain itu, pengambilan data yang hanya 12 hari itu terjadi karena waktu yang digunakan sudah cukup mendapat data kondisi fisik dan lingkungan gua dan populasi kelelawar di dalam gua. Tugas selanjutnya, ke lapangan dan menangkap dua jenis kelelawar….. Yeaahhhhhhh.


            Lalu, siapa yang akan ikut bersama menangkap kelelawar? Saya kembali kebingungan mencari teman yang ingin bergabung menemani selama di lapangan. Untungnya saja, saat itu banyak teman dari lab KSDHE yang ingin ikut. Ada St, kak Dara, kak Agung juga Yusuf. Syukurlah…. Tunggu saya kele di Gua Mara Kallang. Uhuuuy…….

TO BE CONTINUE

0 comments:

Post a Comment